Selasa, 29 Desember 2009

Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dilingkungan Mahad Putra UIN Malang


Pencegahan Penyakit Demam Berdarah
Dilingkungan Mahad Putra UIN Malang

1. Penyakit Demam Berdarah.
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi dilingkungan mahad putra Sunan Ampel pada tahun ajaran 2009 cukup banyak. Mahasiswa baru UIN Malang yang tinggal di Mahad, yang terjangkit panyakit DBD hingga bulan Desember tahun 2009 mencapai kurang lebih 10 mahasiswa. Mahasiswa yang tarjangkit penyakit Demam Berdarah harus sagera diobati karena bisa menyebabkan kematian. Penderita DBD akan mengalami seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian. Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, pendarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.
Wabah penyakit demam berdarah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia, Afrika, dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Di Indonesia sendiri korban demam berdarah terus meningkat setiap tahunnya. Dibandingkan dengan negara-negara tetangga lainnya, Indonesia merupakan negara dengan jumlah rata-rata kasus Demam Berdarah tertinggi di Asia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia mencatat sebanyak 72.133 korban terjangkit penyakit ini dengan jumlah korban meninggal mencapai 1.414 jiwa. Sedangkan pada tahun 2009 ini, jumlah penderita DBD kembali mengalami kenaikan. Per-Juli tahun ini, tercatat sudah 77.000 korban yang jatuh akibat gigitan nyamuk Aedes aegepty. Jumlah tersebut kebanyakan datang dari anak-anak berumur dibawah 15 tahun, dimana mereka umumnya memiliki daya tahan yang lebih rendah dibandingkan orang dewasa.

2. Penyebaran Nyamuk Demam Berdarah.
Penyakit ini menular secara aktif melalui liur gigitan nyamuk Aedes aegepty betina pembawa virus DBD saat menghisap darah manusia. Nyamuk yang terdapat hampir diseluruh pelosok tempat ini memiliki ciri-ciri bintk-bintik putih pada badan dan kakinya dan hanya mampu terbang sejauh 100-200 meter. Nyamuk Aedes aegepty sering menggigit manusia pada siang hari, 2 jam setelah matahari terbit dan sebelum matahari terbenam. Untuk tempat bertelur Aedes aegepty betina memilih tempat di air yang jernih dan minim sinar matahari, telur-telur ini lantas akan berkembang menjadi larva dan menjadi dewasa dalam kurun waktu 10 hari. Setelah dewasa, kebanyakan nyamuk Aedes aegepty ini hidup didalam rumah, di kloset, dan di tempat-tempat gelap.
Di lingkungan mahad putra terdapat banyak tempat yang mendukung untuk kehidupan Aedes aegepty, Seperti didalam kamar-kamar mahad terdapat banyak pakaian mahasiswa yang digantungkan pada gantungan baju yang mana ini bisa dijadikan sarang tempat Aedes aegepty hidup, serta lingkungan yang kurang bersih baik didalam maupun diluar mahad. Untuk itu akan sangat baik bila perlindungan terhadap penyakit ini juga dimulai dari lingkungan tempat kita tinggal.

3. Tanda-Tanda Penyakit Demam Berdarah.
Penyakit ini ditandai dengan munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia) dan ruam; ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya muncul dulu pada bagian bawah badan. Pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.
Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet akan jatuh hingga pasien dianggap afebril. Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :
1.Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.
2. Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.
3.Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut, dubur, dsb.
4.Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.

4. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Aedes Aegepty.
Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya nyamuk Aedes aegepty di lingkungan mahad putra yaitu sebagai berikut :
1.Datangnya musim hujan yang mendukung banyaknya tempat bertelur nyamuk.
2.Kurang terjaganya kebersihan linkungan mahad.
3.Kurang kesadaran mahasiswa yang membuang sampah sembarangan, sehingga banyak sampah yang bisa dijadian untuk perkembang biakan nyamuk.
4.Banyak parit atau selokan yang tersumpat, sehingga genangan air dalam selokan menjadi tempat bertelurnya nyamuk.
5.Kondisi kamar mandi yang kurang terjaga kebersihannya.

5. Pencegahan Penyakit Demam Berdarah.
Penyakit demam berdarah dapat di cegah dengan berbagai cara, seperti megurangi tempat-tempat yang dapat dijadikan nyamuk bertelur atau dengan membasmi nyamuk-nyamuk itu sendiri sebelum nyamuk-nyamuk menggigit kita yang bisa menyebabkan terjangkit demam berdarah yang berakibat fatal. Seperti pada kata slogan “Mencegah lebih baik dari pada mengobati”, namun masyarakat atau kita sendiri banyak yang kurang menyadari akan hal itu.
Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah. Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Inisiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna (misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal - hal yang dapat dijadikan sarang nyamuk demam berdarah Aedes aegepty.
Nyamuk Aedes aegepty dapat diberantas dengan fogging (pengasapan) racun serangga yang dipergunakan sehari-hari. Melakukan pengasapan saja tidak cukup, karena dengan pengasapan itu yang mati hanya nyamuk dewasa saja. Selama jentiknya tidak di basmi setiap hari akan muncul nyamuk yang baru menetas dari tempat perkembang biaknya, karena itu cara yang tepat adalah memberantas jentiknya yaitu pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue.
Berbagai upaya pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue yang umum dipakai yaitu sebagai berikut:
1.Menguras tempat-tempat penampungan air sekurang kurannya seminggu sekali.
2.Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
3.Menguburkan, mengumpulkan, memanfaatkan atau menyingkirkan barang barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleng-kaleng bekas, plastik bekas dan lain lain.
Selain itu pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue dilingkungan mahad putra juga dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
1.Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.
2.Membersihkan tempat-tempat yang dapat menampung air seperti kulit atau cangkok buah kelapa yang di buang mahasiswa sembarangan atau tanaman lainya termasuk tempat lain yang dapat menampung air hujan dihalaman mahad. 
3.Melakukan Larvasida yaitu membubuhkan bubuk pembunuh jentik ( seperti Abate) ditempat yang sulit dikuras airnya.
4.Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk di dalam kamar mandi.
5.Memaasang kawat kasa di kamar mahad.
6.Pencahayaan dan ventilasi yang memadai.
7.Tidak membiasakan menggantung pakaian dalam kamar, tetapi mencucinya kemudian di simpan dalam lemari.
8.Tidur menggunakan kelambu.
9. Menggunakan obat nyamuk (bakar, gosok) dan lain-lain untuk mencegah gigitan nyamuk.
Cara lain membasmi nyamuk demam berdarah yaitu dengan Larvasida. Cara melakukan larvasida yaitu salah satunya menggunakan bubuk Abate 1 G(bahan aktif :Temephos 1%). Takaran penggunaan bubuk abate 1G adalah sebagai berikut : untuk 100 liter air cukup dengan 10 gram bubuk Abate 1G dan seterusnya. Bila tidak ada alat untuk menakar gunakan sendok makan, satu sendok makan peres (yang diratakan diatasnya) berisi 10 gram Abate 1 G. Selanjutnya tinggal membagikan atau menambahkannya sesuai dengan banyaknya air yang akan di abatisasi. Takaran tidak perlu tepat betul. Bubuk abate 1 G berwarna kecoklatan terbuat dari pasir yang dilapisi dengan zat kimia yang dapat membunuh jentik nyamuk. Dalam takaran yang di anjurkan seperi diatas aman bagi manusia dan tidak menimbulkan keracunan, jika di masukan kedalam air maka sedikit demi sedikit zat kimia itu akan larut secara merata dan membunuh semua jentik nyamuk yang ada dalam tempat penampungan air tersbut. Diantaranya ada yang menempel pada dinding tempat penampungan air dan bertahan sampai 3 bulan bila tidak disikat. Oleh sebab itu maka penaburan abate 1 G perlu di ulang setiap 3 bulan.

6. Pengobatan Alternatif Penyakit Demam Berdarah.
Bagian terpenting dari pengobatan DBD adalah terapi suportif. Sang pasien disarankan untuk menjaga penyerapan makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat dilakukan, penambahan dengan cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis.
Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena. Meskipun demikian kombinasi antara manajemen yang dilakukan secara medik dan alternatif harus tetap dipertimbangkan.